Selasa, 06 Agustus 2013
♥
My Short Story
*Cerita ini aku tulis waktu masih kelas 6 SD. Maklumin ya kalau ada yang gak jelas dan kata-katanya masih sederhana. Waktu itu aku masih polos tentang menulis. Hihihi ...*
Teman Baru Cobi
Disebuah hutan, tinggallah seekor anak ular cobra bernama Cobi. Cobi sangat kesepian dihutan itu karena tak ada satu hewan pun yang mau berteman dengannya. Para ibu melarang anak-anaknya berteman dengan Cobi karena Cobi memiliki racun yang membahayakan, oleh karena itu mereka takut anak-anaknya terkena racun dari tubuh Cobi.
Suatu hari saat Cobi sedang berjalan-jalan dihutan, ia bertemu dengan anak-anak monyet yang sedang bermain. "Halo... bolehkah aku bergabung?"sapa Cobi pada salah satu monyet yang ia dekati. "Tidak boleh, kau dapat membahayakan kami, pergi sana" bentak monyet itu. "aku tidak akan menyakiti kalian, aku hanya ingin bermain, lagipula aku ular yang baik, kok" kata Cobi memelas. "Tidak, kau pasti bohong, dimana-mana ular cobra pasti jahat, kalian adalah hewan pembunuh, kami tidak sudi berteman dengan kamu" bentak monyet itu lagi. Mereka pun pergi meninggalkan cobi. Cobi pergi dari tempat itu tanpa berkata apa-apa.
Tak jauh dari tempat itu, Cobi bertemu dengan seekor anak kura-kura, "hai siapa namamu? Bolehkah aku berteman denganmu?" sapa Cobi. Kura-kura itu terus berjalan tanpa menanggapi Cobi. "Namaku Cobi, aku ular yang baik hati, aku janji tidak akan menyakitimu" kata Cobi lagi. Namun, si kura-kura tidak mau mendengarkan Cobi, ia terus berjalan tanpa berhenti. Dengan perasaan kecewa, Cobi pun pergi lagi.
Keesokan harinya, saat Cobi sedang melakukan kebiasaannya berjalan-jalan dihutan, Cobi melihat dua ekor anak singa sedang menggangu anak-anak monyet yang sedang bermain. Tanpa pikir panjang, Cobi langsung menyerang kedua singa itu dengan racunnya hingga keduanya pingsan tanpa sempat menyerang Cobi. "Terima kasih, ya kamu sudah menyelamatkan kami, maafkan kami karena kami sudah mengusirmu kemarin," kata salah satu monyet. "Sama-sama, kita kan harus saling menolong terutama orang yang sedang
kesusahan," balas Cobi ramah. "Kamu memang ular yang baik hati, sekali lagi maafkan kami karena telah salah menilaimu".
Akhirnya, mereka bersahabat. Bukan hanya dengan para monyet, hewan-hewan lain juga mau menjadi sahabat Cobi. Teman Cobi pun semakin banyak. Para ibu tidak melarang anak-anaknya berteman dengan Cobi. Mereka bersahabat dengan indah dan mereka berjanji akan menjalin persahabatan selamanya.
Karya Alifana siti ken des silvana
CINTA SEJATI JULIA
Pada
zaman dahulu, ada 2 kerajaan yang jaraknya berdekatan, Kerajaan Dahlia
dan Kerajaan Hallow’s. Kerajaan Dahlia dipimpin oleh Raja Billy yang
sombong dan serakah. Ia mempunyai permaisuri yang baik, cantik dan
bijaksana bernama Aster. Perbedaan sifat dan watak terkadang menimbulkan
perdebatan antara Raja, Ratu dan juga Perdana Menteri. Namun perdebatan
itu tidak berlangsung lama karena Ratu selalu bisa meluluhkan hati
Raja. Sementara Kerajaan Hallow’s dipimpin oleh Raja Charles dan Ratu
Prasilia yang adil dan peduli kepada rakyatnya.
Julia, keponakan Raja Billy jatuh cinta kepada Pangeran Robert, anak Raja Charles. Namun Pangeran Robert tidak mau menerima Julia karena Julia bukanlah Putri Raja. Mengetahui hal itu, Julia sedih sekali namun ia tidak mau terus-terusan bersedih. Karena Pangeran Robert tidak mencintainya, Julia pun tidak memaksa, ia ingin menghapus cintanya.
Saat sedang membaca buku di kamar, tiba-tiba datang seekor burung merpati hinggap di jendela kamar Julia. “Assalamualaikum, Julia” sapa Burung Merpati. “Wa’alaikum salam, siapa di luar?” seru Julia, kaget. “Saya Burung Merpati yang akan mengabulkan permintaanmu, asalkan hal itu penting dan tidak merugikan” ujar Burung Merpati seraya terbang memasuki kamar. Julia terkejut mendengar perkataan Burung Merpati, kemudian ia berkata “aku hanya ingin Kerajaan Dahlia bisa maju dan rakyatnya bahagia”. “Jika itu yang kamu inginkan, saya akan mengabulkannya” Burung Merpati itu lalu mengepak-ngepakkan sayapnya, namun tidak terbang. Setelah itu, Burung Merpati memberikan cermin kecil kepada Julia seraya berkata “jagalah cermin ini Julia, gunakan seperlunya, sekarang saya akan pergi”, kemudian Burung itu terbang keluar melalui jendela.
Pagi harinya, Julia menemui Ratu Aster di taman istana, ia bercerita tentang Burung Merpati dan memberikan cermin itu kepada Ratu. “Julia, jangan mudah percaya dengan hal-hal seperti itu” nasihat Ratu Aster saat menerima cermin dari Julia. “Tidak Ratu, saya tidak sepenuhnya percaya dengan Burung Merpati itu” ujar Julia sopan. “Julia, kamu ini memang gadis yang cantik dan pintar” puji Ratu Aster sambil membelai rambut julia.
Di kamarnya, Julia terus memandangi cermin cantik pemberian burung Merpati. Cantik sekali cermin ini, aku bersyukur Burung Merpati itu memberikan ini padaku, tapi kenapa harus aku... Apa ada rahasianya.. Huh sudahlah, aku tidak mau memikirkan itu. oya, Burung Merpati itu sekarang sedang apa, ya... Apakah dia akan datang kembali ke istana... Batin Julia dalam hati.
Tiba-tiba
muncul gambar di cermin itu, seekor burung merpati yang sedang
bertengger di dahan pohon, burung itu menatap pepohonan di hadapannya
tanpa melakukan apapun,itu Burung Merpati yang kemarin menemuiku, apa
yang dia pikirkan, ya... Batin Julia lagi. Dan tiba-tiba cermin itu
bersuara, suara seorang laki-laki yang berwibawa, “sungguh jahat
penyihir itu, ia tidak memikirkan nasibku, seandainya aku tidak menjadi
burung apa yang sedang aku lakukan sekarang ya... apakah aku sedang
bercakap-cakap dengan Robert, atau mungkin aku sekarang sedang bersama
Julia. Robert memang tidak bersyukur, kenapa ia tidak mau menikahi
Julia. Siapapun Julia, ia adalah bagian dari Kerajaan Dahlia dan
merupakan anggota keluarga Raja Billy dan Ratu Aster. Apabila Robert
menikahi Julia, sama saja Robert menyatukan Kerajaan Dahlia dengan
Kerajaan Hallow’s. Tapi, jika Robert tidak mau menikah dengan Julia maka
aku yang akan menikahi Julia. Lagipula jika aku tidak seperti ini,
pasti ayah akan mencalonkan aku sebagai calon suami Julia. Tapi inilah
hidupku, aku harus terima apa adanya dan harus ku jalani dengan rasa
syukur, ah aku harus pergi sekarang juga” kemudian, Burung Merpati itu
terbang ke angkasa dan dalam sekejap gambar itu hilang.
Julia
sangat tercengang, ia tidak percaya dengan apa yang tadi ia dengar dari
cermin. Namun kini, Julia mengerti bahwa itu adalah cermin penunjuk
kebenaran. Ia kini tahu bahwa burung merpati itu adalah manusia yang
dikutuk oleh penyihir. Julia pun menyadari bahwa burung merpati itu
mencintainya. Meskipun begitu, Julia tidak mengerti dengan kalimat
“Lagipula jika aku tidak seperti ini, pasti ayah akan mencalonkan aku
sebagai calon suami Julia”. Siapakah ayah dari burung merpati itu...
Siapa sebenarnya dia... Apakah dia bagian dari Kerajaan Hallow’s tanya
Julia dalam hatinya, masih banyak sekali pertanyaan Julia yang tak bisa
ia jawab sendiri.
Hari-hari terus berlalu, Burung Merpati itu tidak pernah datang kembali ke istana. Julia selalu bertanya di dalam hatinya dan setiap kali bertanya cermin pemberian Burung Merpati itu memunculkan gambar yang dapat menjawab pertanyaannya. Suatu hari, Raja Billy melihat Julia sedang memandangi cermin di taman istana. Raja Billy mengampiri Julia dan bertanya-tanya tentang cermin itu, dengan senang hati Julia menjelaskan. Mendengar penjelasan Julia, Raja Billy menjadi ingin memiliki cermin itu. Dan sejak saat itu, Raja Billy berusaha mengambil cermin itu tanpa sepengetahuan Julia.
Hari-hari terus berlalu, Burung Merpati itu tidak pernah datang kembali ke istana. Julia selalu bertanya di dalam hatinya dan setiap kali bertanya cermin pemberian Burung Merpati itu memunculkan gambar yang dapat menjawab pertanyaannya. Suatu hari, Raja Billy melihat Julia sedang memandangi cermin di taman istana. Raja Billy mengampiri Julia dan bertanya-tanya tentang cermin itu, dengan senang hati Julia menjelaskan. Mendengar penjelasan Julia, Raja Billy menjadi ingin memiliki cermin itu. Dan sejak saat itu, Raja Billy berusaha mengambil cermin itu tanpa sepengetahuan Julia.
Ketika
Julia sedang mandi, Raja Billy diam-diam mengambil cermin penunjuk
kebenaran di kamar Julia. Setelah mendapatkan cermin itu, Raja
bersembunyi di sebuah ruangan kecil yang tidak terpakai. Ia mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada cermin dan cermin itu memunculkan gambar
yang bisa menjawab pertanyaan Raja. Setelah itu, Raja menyimpan cermin
penunjuk kebenaran di sebuah kotak kecil dan menyembunyikannya di
ruangan itu. Sudah berhari-hari Raja tidak mengembalikan cermin itu
kepada Julia. Julia sangat sedih kehilangan cerminnya, ia sudah mencari
namun tidak juga ketemu.
Saat
Julia sedang merapikan kamarnya, datanglah Burung Merpati itu memasuki
kamar Julia. “Perlu saya bantu, Julia?” tanya Burung Merpati. “Maafkan
saya, saya tidak bisa menjaga cermin pemberianmu, sekarang cermin itu
hilang” kata Julia dengan sedih. “Tak apa Julia, itu hanyalah cermin
biasa” kata Burung Merpati menghibur. “Aku tahu kenapa kau memberikan
cermin itu kepadaku, itu bukan cermin biasa” seru Julia tegas. “Sudahlah
Julia, esok kau pasti akan menemukan kembali cermin itu” Burung Merpati
itu mengepak-ngepakkan sayapnya meskipun tidak terbang. Setelah itu
Burung Merpati berpamitan dengan Julia dan pergi.
Keesokannya,
tanpa sengaja Julia memasuki ruangan tempat Raja Billy menyimpan cermin
penunjuk kebenaran. Ruangan itu gelap sekali, Julia tidak bisa melihat
apa-apa. Julia kemudian mengambil senter kecil di kamarnya lalu kembali
ke ruangan itu. Tanpa waktu lama Julia telah menemukan kotak tempat
cermin itu diletakkan. Julia segera membuka kotak yang tidak terkunci
itu dan mengambil cerminnya. Tapi, ada yang aneh dengan cermin itu, di
sisi cermin itu terukir sebuah nama. WILLIAM. Julia berpikir bahwa
Burung Merpati itu pasti bernama William.
Malam
harinya, Raja Billy ke ruangan tempat ia menyimpan cermin penunjuk
kebenaran. Betapa kagetnya ia melihat cermin itu tidak ada di dalam
kotak. Siapa yang mengambil cerminnya... Dan bagaimana ia bisa mengambil
cerminnya padahal pintu dan kotak ini sudah ku kunci dan hanya aku yang
pegang kuncinya... Lagipula darimana ia tahu cermin itu ada disini..
hanya aku yang tahu batin Raja dengan kesal. Raja Billy lalu kembali ke
kamarnya. Julia telah mengetahui perbuatan Raja Billy, cermin penunjuk
kebenaran lah yang telah memberi tahunya. Tiba-tiba Burung Merpati itu
datang lagi memasuki kamar Julia. Julia menceritakan semuanya kepada
Burung Merpati termasuk kata ‘William’ yang terukir di cermin itu.
Selama ini Julia tidak pernah tahu bahwa di cermin itu terukir nama
‘William’. Burung Merpati itu pun menceritakan peristiwa ketika ia dulu
masih kecil.
“Dahulu,
penyihir jahat ingin membalas dendamnya kepada Ratu Prasilia, ketika
Ratu Prasilia melahirkan anak pertamanya Penyihir jahat itu mengutuk
bayi Ratu Prasilia menjadi Burung Merpati dan menukarnya dengan boneka
yang mirip dengan bayi tersebut. Ratu Prasilia menyangka anaknya telah
meninggal, dan di sisi batu nisan Ratu Prasilia meninggalkan cermin yang
di buat khusus untuk anaknya. Mengetahui hal itu, aku yang telah
dikutuk menjadi Burung Merpati mengambil cermin yang ditinggalkan oleh
Ratu Prasilia. Atas kehendak Tuhan, cermin biasa itu menjadi cermin yang
bisa menunjukkan kebenaran dan aku pun bisa mengabulkan keinginanku
maupun keinginan orang lain. Oleh karena itu, aku kini bisa menolong
banyak orang dan bisa mengabulkan permintaan teman-temanku baik teman
sesama binatang maupun teman manusia. Penyihir jahat itu kini telah mati
saat melawanku di lembah naga, namun aku belum bisa menjadi manusia
sebelum menemukan cinta sejatiku” cerita Burung Merpati panjang lebar.
Julia
kaget mendengar cerita Burung Merpati. Ia pun tahu bahwa Burung Merpati
itu adalah anak dari Ratu Prasilia dan itu berarti dia sebenarnya
pangeran di kerajaan Hallow’s dan kakak Pangeran Robert. “Julia, kenapa
kamu diam saja” tanya Burung Merpati. “Apa nama kamu William?” tanya
Julia. “Iya” jawab Burung Merpati, “apa ada keinginanmu yang belum
terwujud? Katakanlah, aku akan mewujudkannya”. “Aku ingin Raja Billy
menjadi Raja yang adil, bijaksana dan peduli kepada keluarga serta
rakyatnya” kata Julia. Seperti biasa, Burung Merpati mengepak-ngepakkan
sayapnya meskipun ia tidak terbang.
“Terima kasih William” kata Julia ragu-ragu. Burung Merpati terkejut saat Julia memanggilnya William. “Kamu tidak keberatan kan aku panggil William?” tanya Julia masih ragu-ragu. “Tidak” jawab Burung Merpati dengan singkat. “William, tinggallah di istana, temani aku” pinta Julia. “Tapi, bagaimana dengan Raja Billy dan Ratu Aster?” tanya Burung Merpati. “Mereka pasti akan menerimamu seperti mereka menerimaku, mereka akan perlakukanmu seperti mereka perlakukan aku, mereka telah menganggapku sebagai anaknya karena mereka tidak mempunyai anak” kata Julia dengan semangat.
“Terima kasih William” kata Julia ragu-ragu. Burung Merpati terkejut saat Julia memanggilnya William. “Kamu tidak keberatan kan aku panggil William?” tanya Julia masih ragu-ragu. “Tidak” jawab Burung Merpati dengan singkat. “William, tinggallah di istana, temani aku” pinta Julia. “Tapi, bagaimana dengan Raja Billy dan Ratu Aster?” tanya Burung Merpati. “Mereka pasti akan menerimamu seperti mereka menerimaku, mereka akan perlakukanmu seperti mereka perlakukan aku, mereka telah menganggapku sebagai anaknya karena mereka tidak mempunyai anak” kata Julia dengan semangat.
Melihat
Julia begitu semangat, Burung Merpati pun bersedia tinggal di istana.
Hari demi hari berganti, Burung Merpati itu selalu menemani Julia. Julia
menganggapnya sebagai saudara. Raja Billy dan Ratu Aster telah menerima
Burung Merpati itu. Hingga suatu hari, Julia bermimpi ia menikah dengan
seorang pangeran tampan bernama William. Ia telah menyatukan
kerajaannya dengan kerajaan si pangeran. Dan saat terbangun dari
tidurnya, Julia pun menyadari bahwa William lah cinta sejatinya dan ia
berharap bisa menikahinya.
Setelah mandi, Julia mencari Burung Merpati di taman istana namun Burung Merpati tidak ada di sana. Julia mencari di kebun, di sekitar kolam, di tempat peternakan kuda sampai di dalam istana, namun Burung Merpati tidak ada di mana-mana. Julia pun duduk di tepi kolam, tiba-tiba Julia melihat bayangan di air, ada seseorang di belakangnya. Julia pun menoleh ke belakang, ia kaget sekali melihat pria yang ada di dalam mimpinya semalam kini ada di hadapannya. Dan ternyata, pria itu adalah Burung Merpati yang telah kembali ke wujud aslinya.
Raja Billy dan Ratu Aster telah mengetahui hal itu, mereka pun merencanakan pernikahan untuk Julia dan william. Karena saling mencintai, dalam waktu dekat ini mereka akan mengadakan pesta pernikahan. Berita itu tersebar secara cepat ke seluruh negri sampai ke kerajaan di wilayah lain, termasuk berita tentang Burung Merpati. Beberapa hari sebelum pernikahan, William, Julia, Raja Billy dan Ratu Aster mengunjungi Kerajaan Hallow’s. William menceritakan semuanya kepada Raja Charles, Ratu Prasilia dan Pangeran Robert. Raja Charles dan Ratu Prasilia kaget, terharu dan bahagia mendengar cerita William. Kini, William telah menjadi pangeran di Kerajaan Hallow’s.
Pernikahan
Julia dan pangeran William berjalan lancar. Raja dari kerajaan-kerajaan
lain datang berkunjung. Raja Billy kini telah menjadi raja yang adil,
bijaksana dan peduli kepada keluarga serta rakyatnya. Kerajaan Dahlia
dan Kerajaan Hallow’s pun telah bersatu. Rakyatnya senang karena
kerajaan mereka semakin maju. Beberapa hari setelah itu, Pangeran Robert
juga memutuskan untuk menikah dengan temannya semasa sekolah dulu.
Meskipun hanya rakyat biasa, Pangeran Robert mau menerimanya. Ia belajar
cinta sejati dari Pangeran William dan Julia, siapa pun dia meskipun
bukan Putri raja namun kita harus mau menerima apa adanya.
Karya: Alifana S Ken des Silvana
Karya: Alifana S Ken des Silvana
Copy Paste? You Must Comment...!!! Sertakan sumber dan pengarang !!! Jangan plagiat, apalagi copas gak bilang-bilang :3 ... !!!
Label: dongeng
0 Comment(s)
00.38


