Sabtu, 28 Desember 2013
♥
Ternyata Adikku
Aku baru saja pulang shalat Jum’at dan memasukkan
motor ke halaman rumah. Tiba-tiba Ziah, adikku, memintaku untuk mengeluarkan
motor itu lagi.
“Kak! Tolong keluarin motornya, dong! Aku mau ambil
buku dulu di dalam,” ucapnya dari depan pintu rumah.
Huuuh, aku saja belum masuk ke dalam rumah, sudah
disuruh sama adikku yang menyebalkan ini.
“Keluarin
aja sendiri! Kamu kan sudah bisa!” protesku.
“Buruan ah,
keluarin! Aku sudah telat nih, mau ke sekolah. Kakak sih, shalat Jum’atnya lama
banget, aku kan mau pakai motornya,” pinta si Ziah dengan keras kepala.
“Memangnya
mau ngapain di sekolah?” tanyaku.
“Ada rapat osis, kak! Staf osis yang laki-laki shalat
Jum’at di sekolah, kalau yang perempuan boleh pulang dulu,” jawab Ziah.
Aku tertegun. Kalau hari Jum’at aku memang biasa
pulang sekolah jam setengah sebelas, sementara Ziah pulang jam sebelas. Dan
sekarang, Ziah ingin ke sekolah lagi. Ya ampun, rasanya sebentar sekali aku
bertemu dia. Apalagi semenjak dia menjadi staf osis.
“Ya sudah,
ambil bukumu sana! Kakak yang keluarin motor,” kataku pasrah. Ziah tersenyum
lalu berlari ke kamarnya. Aku dengar Ziah berpamitan dengan Mama, lalu
menemuiku lagi di halaman.
“Nih kunci
motonya, hati-hati, ya!” pesanku.
“Yuuup ... Aku berangkat dulu ya, kak!” pamitnya. Aku
hanya mengangguk sambil memperhatikan dia.
Ketika aku seumuran Ziah, kelas dua SMP, aku memang aktif dengan
kegiatan sekolah. Apalagi kalau sedang liburan sekolah. Bahkan sampai SMA pun aku
masih aktif dengan berbagai kegiatan. Dan aku bisa mengatur waktu dengan baik.
Tapi tahun ini aku tidak banyak kegiatan yang aku ikuti, karena aku sudah kelas
3 SMA.
Aku tahu Ziah adalah pemalas kalau di rumah. Dia juga tidak pandai
mengatur waktu. Dia jarang keluar kamar, dia tidak mau melakukan pekerjaan
rumah, dia juga tidak mau bermain dengan teman-teman di lingkungan rumahnya
karena terlalu banyak tugas, begitu katanya.
Padahal dia hanya menatap layar laptop seharian atau
tenggelam dalam buku dan majalah. Sesekali dia menonton tv dan tidak mau
diganggu sama sekali. Namun dia hanya menonton film-film yang bagus, dan dia
sangat selektif memilih tontonan. Tapi kalau bermain dengan teman sekolah, dia
tidak pernah memilih-milih. Ckckck ... Apa sih, yang ada dalam fikiran Ziah?
“Assalamualaikum,”
Ziah mengucapkan salam.
Read More => =>
Label: cerpen
0 Comment(s)
01.34


