Rabu, 08 Oktober 2014

23 Maret 2014 

Bagi beberapa anak, kelas yang nyaman adalah ruang yang rapi dan tenang dimana setiap muridnya serius dengan urusan sendiri tanpa diganggu.  Menurut yang lain, kelas yang nyaman selalu diisi canda tawa, gurauan dan kesenangan, ruang dimana kau merasa itulah tempat paling menyenangkan. Tapi menurutku, kelas yang nyaman adalah ketika kau merasa seluruh murid di kelas itu keluarga. Kau tahu pada siapa ingin curhat, meminta bantuan, bersenang-senang atau mengerjakan tugas kelompok. Mereka bisa menciptakan suasana tenang, sepi, hangat dan serius. Mereka juga bisa menciptakan suasana seru, mengacak-acak kelas, mengacau -asal tidak kelewatan. Dan juga punya inisiatif untuk merapikan kelas, dengan kerja sama yang konkret. Kelas yang nyaman bukan berarti selalu dimasuki guru yang menyenangkan. Tapi setidaknya, guru-guru akan mendukung kelas itu, mungkin memberi keringanan. Dalam kesibukan persiapan ujian, aku merasa kelas 91 yang paliiing nyaman dan pas untukku. Kami bangga membuat guru bangga. Aku masih ingat  salah satu guru favoritku memuji kami, "angkat topi untuk kelas ini, selalu respect sama tugas dan memberi hasil yang baik," "kelas 91 saya do'akan lulus semua, tapi sayang, gak ada lagi kelas yang seru kaya gini, makanya jangan cepet-cepet lulus. Kalau kelas sebelah dido'ain cepet lulus biar gak ngerepotin."

Aku bangga dengan kelas 91, meski kadang malas-malasan belajar. Di kelas inilah terpintas dalam benakku berbagai ide. Ide yang datang sendiri dari obrolan dan percakapan, dari pengalaman dan peristiwa, bahkan dari lamunanku kalau sedang menyendiri di kelas, atau ketika bosan mendengar penjelasan guru. Ide-ide yang akan menjadi karya besar untuk mengangkat nama sekolah ini. Dan aku sangat bersyukur bisa sekolah di sini, dipertemukan dengan murid-murid 91 angkatan 2014 yang merupakan keluarga keduaku. Cekcok, salah paham dan perselisihan memang tak terelakkan. Justru di situlah tantangan dan keseruannya. Kami belajar menjadi lebih dewasa, berpikir dingin dan selalu memaafkan. Kami seperti mesin besar, kami adalah bautnya, kami adalah komponennya, kami juga pengemudinya. Menuju satu tujuan yang sama, kelulusan yang berujung kesuksesan. Love you all, my classmate.